Komposisi Minyak Bumi
Pada dasarnya minyak bumi terdiri dari senyawa
hidrokarbon yang karena pengaruh kondisi lingkungan menyebabkan komposisinya
bervariasi. Walaupun begitu, komposisi elemental minyak bumi (minyak mentah)
pada umumnya sama, antara lain (Samperuru,
2007):
- karbon
: 84 – 87 %
- Hidrogen : 11 – 14 %
- Sulfur : 0 – 3 %
- Nitrogen : 0 – 1 %
- Oksigen :
0 – 2 %
Secara garis besar, komposisi minyak
mentah dibagi menjadi dua bagian, yaitu senyawa hidrokarbon dan
non-hidrokarbon. Minyak disusun dari beberapa seri homolog hidrokarbon, dimana
setiap seri mempunyai komposisi elemental yang relative konstan. Kandungan
sulfur dan nitrogen disebabkan dekomposisi elemental yang tidak sempurna selama
proses pembentukan, sedangkan oksigen bertambah sesuai dengan kenaikan titik
didih fraksi.
1 Senyawa Hidrokarbon
a. Seri Parafin (CnH2n+2)
Semua minyak bumi mengandung seri paraffin ringan, sedangkan minyak bumi yang bebas lilin kemungkinan
mengandung paraffin berat. Sifat-sifat senyawa hidrokarbon paraffin :
1.
Kestabilan tinggi
2.
Pada temperature kamar tidak
reaktif terhadap asam kromat yang sangat oksidatif, kecuali mengandung atom
karbon tertier.
3.
Bereaksi dengan gas klor secara
perlahan pada sinar matahari, dan dengan klor dan brom jika terdapat katalis.
b. Seri Olefin (CnH2n)
Olefin merupakan hidrokarbon rantai lurus yang memilki ikatan
rangkap. Senyawa olefin reaktif terhadap klor, brom, asam klorida, dan asam
sulfat. Olefin dalam titik didih rendah tidak ditemukan dalam minyak mentah,
tetapi berada dalam produk perengkahan. Contoh seri olefin : etena (etilen),
propena, dan butena.
c. Seri Aromatik (CnHn-2)
Senyawa-senyawa dalam seri ini sangat
reaktif, terutama dapat dioksidasi dengan mudah menggunakan asam organik.
Sebagian besar minyak mentah Sumatra dan Kalimantan mengandung seri ini dalam
jumlah besar. Contoh : piren, benzopiren, metalpiren.
2.3 2. Senyawa Non-Hidrokarbon
a. Senyawa Sulfur
Kandungan
sulfur dalam minyak mentah bervariasi. Minyak akan bersifat asam apabila
kandungan hydrogen sulfida (H2S) tinggi. Minyak mentah dikategorikan
bersifat asam jika kandungan H2S lebih dari 0,05 cuft/100gal. Makin
tinggi densitas minyak, maka kandungan belerang akan semakain tinggi. Senyawa
belerang dalam kandungan minyak akan menurunkan kemampuan bensin dan
menyebabkan korosi pada peralatan proses. Tingkatan kandungan belerang dalam
minyak bumi disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1 Kandungan
Belerang dalam Minyak Bumi (Rachmat,
2007)
Jenis Minyak Bumi
|
%-b Belerang
|
Non-sulfurik
|
0,01-0,03
|
Sulfur
Rendah
|
0,3-1,0
|
Sulfurik
|
1,3-3,0
|
Sulfur
Tinggi
|
3
|
Minyak
dengan kandungan belerang tinggi memerlukan proses pengolahan yang lebih
intensif. Senyawa belerang dalam minyak belerang tidak stabil oleh panas. Belerang
dalam senyawa yang tidak bersifat asam dapat dihilangkan dengan cara hydrotreating. Contoh senyawa belerang
dalam minyak bumi adalah H2S, merkaptan alifatik (RSH), dan sulfide
alifatik (R-S-R).
b. Senyawa Nitrogen
Kandungan nitrogen dalam minyak mentah umunya kurang dari 0,1%-b.
Minyak digolongkan memiliki kandungan
nitrogen tinggi jika lebih dari 0,25%-b. Senyawa nitrogen dalam minyak dapat
dibedakan berdasarkan tingkat kabasaannya. Oleh karena kandungan nitrogen
dihilangkan melalui proses hydroteating.
Contoh senyawa nitrogen dalam minyak bumi : piridin,
quinolines, acridines, indoles, carbazoles, dan porhyrin.
c. Senyawa Oksigen
Senyawa oksigen dalam minyak bumi
biasanya dalam bentuk asam, seperti karboksilat, fenol, kresol. Kandungan
oksigen dalam minyak bumi tidak menyebabkan masalah yang serius dan
penangganannya mudah dilakukan.
Senyawa logam dalam minyak mentah berupa garam terlarut dalam air yang tersuspensi minyak, atau dapat juga berbentuk senyawa organometalik dan sabun logam (metal soap). Sabun logam kalsium dan magnesium berfungsi sebagai penstabil emulsi karena merupakan zat aktif permukaan (surface active agent). Vanadium dapat merusak katalis pada proses katalitik dan dapat dimonitor dengan teknik emission and atomic absorption.d. Senyawa logam
Comments
Post a Comment